Selasa, 29 November 2011

PERANG DUNIA II


1.           Lahirnya Negara-Negara Fasis
Setelah Perang Dunia 1 berakhir, muncullah beberapa bangsa yang tidak menyukai demokrasi liberal. Mereka antidemokrasi, dan menonjolkan kepentingan negara diatas segala-galanya. Demi kepentingan negara, bila perlu kepentingan perseorangan harus dikorbankan.

Faham yang menonjolkan kepentingan negara dan tidak menghargai kepentingan perseorangan disebut fasisme.
Fasisme menyebabkan lahirnya negara-negara fasis, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menonjolkan kepentingan negara dan mengabaikan kepentingan perseorangan.
b. Memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang berlebih-lebihan, dan merendahkan bangsa-bangsa lain.
c. Mendewakan penguasa tunggal (diktator).
d. Antidemokrasi.

Negara-negara fasis yang lahir menjelang Perang Dunia II adalah sebagai berikut :

a.       Jerman dibawah pemerintahan Hitler
 
Fasisme di Jerman disebut Nasional Sosialis atau Naziisme. Orang-orang yang beraliran fasis mendirikan Partai Nazi di bawah pimpinan Adolf Hitler. Pada tahun 1933 Partai Nazi berkuasa di Jerman, dan Hitler menjadi perdana menteri. Setahun kemudian, Presiden Hindenburg meninggal dunia. Kemudian jabatan presiden dirangkap oleh Hitler. Dalam memegang pemerintahan, Hitler berkuasa mutlak sebagai diktator.
Tindakan-tindakan Hitler membahayakan dunia.
1) Membentuk polisi rahasia yang dinamakan Gestapo. Gestapo menindas lawan-lawan politik Hitler dengan kejam.
2) Mengobarkan rasa kebangsaan yang berlebih-lebihan (chouvinisme) kepada rakyatnya. Kepada rakyatnya Hitler mengatakan bahwa bangsa Jerman adalah bangsa tertinggi di dunia yang ditakdirkan untuk memerintah bangsa-bangsa lain.
3) Mengingkari perjanjian Versailles.
4) Bercita-cita menguasai seluruh Eropa. Untuk itu, Jerman dijadikan negara militer yang kuat.
b. Italia di Bawah Pemerintahan BenitoMussolini.
Dalam Perang Dunia 1 Italia termasuk negara pemenang. Namun keadaan dalam negeri hancur. Kemelaratan dan pengangguran meraja-lela. Dalam keadaan demikian, muncullah Partai Fasis yang dipimpin oleh Benito Mussolini.
Pada tahun 1922 Mussolini memegang kekuasaan sebagai diktator. Cita-citanya membentuk Italia Raya. Seperti Hitler, Mussolini pun melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan perdamaian dunia.
1) Merebut Abessinia (Ethiopia).
2) Merebut Albania.
3) Membantu pemerintahan Jenderan Franco di Spanyol.

c. Jepang di Bawah Pemerintahan
Kaisar Hirohito.

Jepang adalah satu-satunya negara Asia yang mengalami kemajuan pesat dan mampu menandingi negara-negara Eropa. Industrinya maju dan hasil industrinya melimpah. Untuk kepentingan industrinya, Jepang membutuhkan bahan mentah dan sumber energi (minyak bumi). Sementara itu laju pertumbuhan penduduk Jepang sangat pesat. Oleh karena itu, Jepang mengalami kesulitan di bidang kependudukan. Untuk kepentingan industrinya dan memindahkan penduduknya, Kaisar Hirohito melaksanakan politik ekspansi (perluasan daerah). Negara-negara lain diincar oleh Jepang. Jepang bercita-cita memimpin Asia Timur Raya. Maka Jepang pun melakukan tindakan-tindakan yang mengancam perdamaian dunia, yakni menyerang Korea, Mandsyuria, dan Cina. Ketika Kaisar Hirohito didampingi oleh perdana menteri Jenderal Tojo, maka Jepang menjadi negara militer.
Ketiga negara fasis itu (Jerman, Italia, Jepang) membentuk persekutuan yang disebut Poros Berlin-Roma-Tokyo (Blok As). Untuk mengimbangi tindakan-tindakan negara-negara fasis itu, negara-negara yang menganut faham demokrasi liberal (Inggris, Perancis, Belanda, Amerika Serikat) pun membentuk persekutuan (Blok Sekutu).

2. Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II.
Menjelang tahun 1939, keadaan dunia sangat tegang. Sebab-sebab ketegangan itu antara lain sebagai berikut :
a. Jerman ingin mengadakan revanche (pembalasan) terhadap musuh-musuhnya yang telah mengalahkannya dalam Peran Dunia , terutama Perancis.
b. Jerman ingin merebut kembali jajahan-jajahannya yang dirampas oleh musuh-musuhnya dalam Perang Dunia 1.
c. Jerman ingin menjadi negara yang berkuasa di Eropa.
d. Italia juga ingin memperluas jajahannya, karena bercita-cita mendirikan ''Risorgimento'', yang berarti Italia Raya. Tindakannya antara lain telah menyerang Abesinia (Ethiopia), sebuah negara di Afrika Utara.
e. Negara-negara Eropa saling berlomba memperkuat militer dan persenjataannya.
f. Jepang melaksanakan politik ekspansi.
g. Pertentangan antara faham demokrasi liberal dan fasisme makin meningkat (pertentangan antara Blolk Sekutu dengan Blok AS).
h. Rusia yang telah tumbuh menjadi negara komunis (Uni Soviet) juga bertentangan dengan negara-negara fasis.
i. Liga Bangsa-Bangsa (LBB) sebagai organisasi bangsa-bangsa yang bertujuan memelihara perdamaian dunia, tak mampu mencegah tindakan negara-negara besar yang membahayakan perdamaian dunia.

Hal-hal tersebut diatas merupakan latar belakang terjadinya Perang Dunia II. Dalam keadaan tegang itu, timbullah peristiwa yang merupakan sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
Peristiwa itu sebagai berikut :

Pada tanggal 1 September 1939 Jerman menyerbu Polandia, sebuah negara di bawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Sebaliknya pada tanggal 3 September 1939 negara-negara pendukung LBB, terutama Inggris dan Perancis, menyerang Jerman. Tindakan Inggris dan Perancis segera diikuti oleh sekutu-sekutunya. Kini berkobarlah Perang Dunia II.
Dalam Perang Dunia II ada dua blok yang saling berhadapan.
a. Blok Jerman dengan negara-negara intinya Jerman, Italia, dan Jepang.
b. Blok Sekutu dengan negara-negara intinya Inggris, Perancis, Belanda dan Amerika Serikat.
Perang Dunia II terbagi menjadi dua medan pertempuran.
a. Medan pertempuran Eropa dan Afrika Utara.
Pertempuran ini terjadi antar Jerman dan Italia melawan Inggris dan Perancis dengan sekutu-sekutunya.
b. Medan pertempuran Pasifik (Perang Pasifik).
Pertempuran ini terjadi antara Jepang melawan Amerika Serikat dengan sekutu-sekutunya. Perang Pasifik juga disebut Perang Asia Timur Raya.
Pertempuran di Eropa dan Afrika Utara telah berkobar terlebih dahulu, yakni tiga hari setelah Jerman menyerang Polandia. Tepatnya pada tanggal 3 September 1939. Sementara itu Perang Pasifik belum mulai.

3. Serbuan Jepang ke Negara-Negara di Kawasan Asia Pasifik
Pada tanggal 8 September 1941 Jepang menyerang pangkalan armada Amerika Serikat di Pearl Harbor, Teluk Mutiara (Hawai). Serangan Jepang itu sangat mendadak, pada saat perundingan antara Jepang Amerika Serikat sedang berlangsung di Washington. Oleh karena itu, banyak kapal Amerika Serikat yang ditenggelamkan. Tentu saja Amerika Serikat sangat marah, dan bersiap-siap untuk melancarkan serangan balasan. Dengan demikian, berkobarlah Perang Pasifik yang merupakan bagian dari Perang Dunia II.
Untuk menghadapi Jepang, Amerika Serikat membentuk suatu komando, yang disebut ABDACOM, kependekan dari Amerika British Dutch Australian Command, (gabungan dari pasukan Amerika, Inggris, Belanda dan Australia). Markas besarnya di Lembang dekat Bandung. Kecuali itu, dibentuk pula Front ABCD, kependekan dari Amerika, British, China, Dutch, (gabungan dari pasukan Amerika, Inggris, Cina, dan Belanda).
Setelah menghancurkan Pearl Harbor, dengan gerak kilat Jepang melanjutkan serangannya ke negara-negara di kawasan Pasifik Barat Daya. Serangan itu dimulai ke daratan Cina, Asia Tenggara, terus ke timur sampai ke Kepulauan Solomon. Serangan itu berhasil dengan gemilang.
a. Daratan Cina dapat dikuasai.
b. Imprealisme Inggris di Birma, Malaya, dan Singapura di tumbangkan.
c. Imprealisme di Perancis dan Indocina dirobohkan.
d. Imprealisme di Amerika Serikat di Philipina di patahkan.
e. Imprealisme Belanda di Indonesia dihancurkan.

Usaha Jepang untuk menyerbu Australia dapat dipatahkan oleh Front ABCD dalam pertempuran di Laut Karang.
Pemerintah Hindia Belanda tidak berdaya menghadapi serangan Jepang, kemudian menyerah tanpa syarat. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 8 Maret 1942 di sebuah gedung di lapangan terbang militer Kalijati, Subang (Jawa Barat). Surat pernyataan penyerahan ditandatangani oleh Panglima Tentara Hindia Belanda, Letnan Jenderal Ter Poorten, disaksikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pihak Jepang di wakili oleh Jenderal Hitosyi Imamura.
Dengan penandatanganan kapitulasi (surat pernyataan penyerahan) di Kalijati, maka Perang Dunia II membawa akibat bagi Indonesia dua macam :

a. Kekuasaan Imprealis Belanda di Indonesia berakhir.
b. Indonesia diduduki (dijajah) oleh Jepang.